Senin, 17 Agustus 2020

EGO DAN PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL MANUSIA

            Pembentukan pribadi yang baik akan berguna sebagai bekal anak untuk menghadapi lingkungan sosialnya sendiri. Juga menentukan kemampuannya berjuang dalam menghadapi masalahnya sendiri. Dengan demikian, pembentukan pribadi anak menjadi hal yang penting untuk dipelajari.

            Masa-masa awal seorang anak menjadi dasar pembentukan karakternya. Pengaruh-pengaruh yang masuk ke dalam kehidupan seorang anak sangat menentukan pembentukan karakternya kelak. Banyak teori tentang perkembangan psikologi anak, diantaranya adalah teori psikososial Erikson yang dicetuskan oleh Erik Erikson.

            Teori psikososial Erikson ini merupakan salah satu teori terbaik mengenai kepribadian yang ada dalam psikologi. Erikson mempercayai bahwa kepribadian seseorang akan berkembang melalui beberapa tingkatan tertentu. Salah satu elemen penting dari tingkatan psikososial Erikson adalah perkembangan mengenai persamaan ego.

            Ego adalah suatu perasaan sadar yang kita kembangkan melalui proses interaksi sosial. Perkembangan ego akan selalu berubah berdasarkan pengalaman dan informasi baru yang didapatkan seseorang sebagai hasil interaksinya dengan orang lain. Erikson juga mempercayai bahwa kemampuan untuk memotivasi sikap dan perbuatan seseorang dapat memicu suatu perkembangan yang positif. Inilah yang mendasari penyebutan teorinya sebagai Teori Perkembangan Psikososial.

            Menurut Erikson, ego yang sempurna adalah ego yang mengandung tiga aspek utama, yaitu :

·         Faktualitas : yaitu kumpulan fakta dan data yang dapat diverifikasi dengan metode kerja yang digunakan sebagai hasil dari interaksi lingkungan.

·         Universalitas : berkaitan dengan kesadaran akan kenyataan atau sense of reallity. Menggabungkan hal yang praktis dan konkrit dengan pandangan seluruh semesta.

·         Aktualitas : yaitu suatu cara untuk memperkuat hubungan dengan orang lain agar mencapai tujuan bersama.

Dasar dari teori Erikson adalah sebuah konsep yang mempunyai tingkatan. Ada delapan tingkatan yang menjadi bagian dari teori psikososial Erikson. Masing-masing tingkatan tersebut akan dilalui oleh setiap manusia. Dan setiap manusia dapat naik ke tingkat berikutnya walaupun perkembangan yang dialaminya di tingkat sebelumnya tidak sepenuhnya tuntas.

Setiap tingkatan dalam teori Erikson, berhubungan dengan semua bidang kehidupan. Artinya jika setiap tingkatan itu tertangani dengan baik, maka individu tersebut akan merasa pandai. Sebaliknya jika tingkatan-tingkatan tersebut tidak tertangani dengan baik, pada individu tersebut akan muncul perasaan tidak selaras.

Erikson mempercayai bahwa  dalam setiap tingkat, seseorang akan mengalami konflik atau krisis yang menjadi titik balik setiap perkembangannya. Konflik-konflik ini berpusat pada perkembangan kualitas psikologi. Atau dengan kata lain kegagalan dalam pengembangan kualitas terseebut.

Seperti yang diungkapkan sebelumnya, bahwa teori perkembangan psikososial Erikson ini mempunyai delapan tahapan. Penjelasan dari masing-masing tahapan tersebut adalah sebagai berikut :

1.      Trust vs Mistrust (0-18 bulan)

Karena ketergantungannya, hal pertama yang akan dipelajari seorang anak atau bayo dari lingkungannya adalah rasa percaya pada orang di sekitarnya. Terutama pada ibu atau pengasuhnya yang selalu bersama setiap hari. Jika kebutuhan anak dipenuhi oleh sang ibu atau pengasuhnya, seperti makanan dan kasih sayang, maka anak akan merasakan keamanan dan kepercayaan.

Keberhasilan dari tahapan ini akan berpengaruh kepada konsep diri yang akan dimiliki si anak. Konsep diri adalah sekumpulan hal-hal yang dipikirkan, diyakini, dan dipersepsikan seseorang tentang dirinya.

2.      Otonomi vs malu dan ragu-ragu (18 buoan – 3 tahun)

Kemampuan anak untuk melakukan beberapa hal pada tahap ini sudah mulai berkembang. Seperti makan sendiri, berjalan, dan berbicara. Kepercayaan yang diberikan orang tua  untuk memberinya kesempatan bereksplorasi sendiri dengan dibawah bimbingan, akan dapat membentuk anak menjadi pribadi yang mandiri dan percaya diri.

Keberhasilan akan tahapan ini akan mempengaruhi bagaimana kepribadian si anak berkembang. Tidak terbentuknya rasa percaya diri anak meningkatkan kemunculan persentase kepribadian ganda di masa depan.

3.      Insitiatif vs rasa bersalah (3 – 6 tahun)

Anak usia prasekolah sudah mulai mematangkan beberapa kemampuannya yang lain seperti motorik dan berbahasa. Mampu mengeksplorasi lingkungannya secara fisik maupun sosial. Dan mampu mengembangkan inisiatif untuk mulai bertindak.

Kegagalan pada tahapan ini akan mengganggu proses pematangan pribadi si anak. Yang pada akhirnya akan menimbulkan keabnormalan dalam psikologisnya.

4.      Tekun vs rendah diri (6 – 12 tahun)

Anak yang sudah terlibat aktif dalam interaksi sosial akan mulai mengembangkan suatu perasaan bangga terhadap identitasnya. Dukungan dari orang tua dan lingkungannya akan menbangun perasaan kompeten serta percaya diri. Pencapaian sebelumnya akan memotivasi anak untuk mencapai pengalaman baru.

Keberhasilan tahapan ini akan berpengaruh pada proses belajar anak di masa yang akan datang. Anak yang berhasil melalui tahapan ini dengan tuntas maka kepribadiannya akan mampu memilih proses belajar yang sesuai.

5.      Identitas vs kebingungan peran (12 – 18 tahun)

Pada tahap ini, seorang anak akan mencoba banyak hal untuk mengetahui jati diri mereka.  Biasanya anak akan mencari teman yang memiliki kesamaan dengan dirinya untuk melewati tahap ini. Jika anak dapat menjalani berbagai peran baru dengan positif dan didukung oleh orang tua, maka identitas yang positif akan dicapai oleh si anak.

6.      Keintiman vs isolasi (18 – 35 tahun)

Tahap pertama dalam perkembangan kedewasaan ini biasanya terjadi pada masa dewasa muda. Yaitu tahap ketika seseorang merasa siap membangun hubungan yang dekat dan intim dengan orang lain. Saat keberhasilan membangun hubungan yang erat diperoleh, maka seseorang akan mampu merasakan cinta dan kasih sayang.

7.      Bangkit vs stagnan (35 – 64 tahun)

Ini adalah tahap kedua perkembangan kedewasaan. Normalnya, pada tahap ini seseorang sudah mapan dalam kehidupannya. Kemajuan karir dan rumah tangga yang telah dicapai memberikan seseorang perasaan untuk memiliki suatu tujuan.

8.      Integritas vs keputusasaan (65 tahun keatas)

Pada tahapan ini, seseorang akan mengalami penglihatan kembali atau flashback tentang alur kehidupan yang telah dijalaninya. Pada tahap ini juga, seseorang itu akan berusaha untuk mengatasi berbagai permasalahan yang sebelumnya tidak terselesaikan.

Keberhasilan tahap ini akan membuat seseorang mampu mendapatkan kebijaksanaan di akhir hayatnya.

            Teori psikososial Erikson ini mempunyai kelebihan dibandingkan dengan teori psikologi lainnya. Kelebihannya adalah teorinya mencakup seluruh masa, dan tahapannya mulai dari masa kanak-kanan hingga lanjut usia. Inilah sebabnya banyak psikolog yang lebih memilih teori Erikson dibandingkan teori lainnya.